Penjelasan Do’a Thawaf Putaran ke-2

اَللّٰهُمَّ إِنَّ هَذَا الْبَيْتَ بَيْتُكَ، وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ، وَالْأَمْنَ أَمْنُكَ، وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ، فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَتَنَا عَلَى النَّارِ. اَللّٰهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللّٰهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ. اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنِىَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya rumah ini adalah rumah-Mu, tanah haram ini adalah tanah haram-Mu, keamanan ini adalah keamanan-Mu, dan hamba ini adalah hamba-Mu. Aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu. Ini adalah tempat berlindung kepada-Mu dari api neraka. Maka, haramkanlah daging dan kulit kami dari api neraka. Ya Allah, jadikanlah iman itu dicintai oleh kami dan hiasilah iman itu di dalam hati kami. Jauhkanlah kami dari kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Dan jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah, lindungilah aku dari siksa-Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah, berikanlah aku rezeki berupa surga tanpa hisab.”

Ini teks do’a thawaf putaran kedua, penjelasannya sebagai berikut:

1. اَللّٰهُمَّ إِنَّ هَذَا الْبَيْتَ بَيْتُكَ، وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ، وَالْأَمْنَ أَمْنُكَ، وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya rumah ini adalah rumah-Mu, tanah haram ini adalah tanah haram-Mu, keamanan ini adalah keamanan-Mu, dan hamba ini adalah hamba-Mu. Aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu.”

إِنَّ هَذَا الْبَيْتَ بَيْتُكَ

Menggambarkan bahwa Ka’bah adalah milik Allah, pusat penyembahan umat Islam, sebagai simbol tauhid dan tempat pengampunan dosa.

وَالْحَرَمَ حَرَمُكَ

Menegaskan kehormatan tanah haram, wilayah suci yang Allah tetapkan sebagai tempat perlindungan, keamanan, dan pengampunan bagi siapa pun yang memasukinya dengan niat tulus.

وَالْأَمْنَ أَمْنُكَ

Menunjukkan bahwa keamanan sejati hanya berasal dari Allah, terutama dalam wilayah haram, yang dijaga oleh ketentuan Allah.

وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ

Kalimat ini adalah bentuk pengakuan total atas kehambaan kita kepada Allah. Seorang hamba tidak memiliki daya dan upaya kecuali dengan kehendak Allah.Doa putaran thawaf kedua ini bagi kita sebagai hamba mengakui atas keagungan Allah Swt, dan kehambaan kita kepada-Nya. Doa ini mencerminkan rasa rendah hati seorang hamba yang mengakui kekuasaan Allah atas segalanya.

2. وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ، فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَتَنَا عَلَى النَّارِ

Artinya: “Ini adalah tempat berlindung kepada-Mu dari api neraka. Maka, haramkanlah daging dan kulit kami dari api neraka.”

وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ

Frasa ini menunjukkan ketundukan dan pengakuan seorang hamba atas kelemahannya. “Al-‘Aidz” adalah orang yang mencari perlindungan dengan penuh kesungguhan. Kalimat ini dipanjatkan di tempat yang mulia (Ka’bah), sebagai bentuk permohonan agar Allah menyelamatkan hamba-Nya dari siksa api neraka.

فَحَرِّمْ لُحُوْمَنَا وَبَشَرَتَنَا عَلَى النَّارِ

Permohonan ini adalah bentuk kerendahan hati dan ketakutan terhadap siksa neraka. Kalimat ini meminta perlindungan total, agar tubuh kita, baik daging maupun kulit, tidak tersentuh oleh panasnya api neraka.Setelah mengakui keagungan Allah lalu kita dilanjutkan dengan memohon kepada Allah Swt agar menjauhkan diri kita dari siksa api neraka.

3. اَللّٰهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah iman itu dicintai oleh kami dan hiasilah iman itu di dalam hati kami. Jauhkanlah kami dari kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.

“اَللّٰهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ

“Ya Allah, jadikanlah iman itu dicintai oleh kami.”

Kalimat ini menunjukkan permintaan agar Allah menanamkan kecintaan terhadap keimanan dalam hati seorang hamba. Menurut I’anatuth Thalibin, kecintaan terhadap iman adalah salah satu tanda keberuntungan seorang Muslim, sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai sesuatu yang Allah cintai.”

وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا

“Dan hiasilah iman itu di dalam hati kami.”

Iman yang dihiasi dalam hati menciptakan kelezatan dalam beribadah dan mendorong seorang hamba untuk menjauhi hal-hal yang merusak keimanannya.

وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ

“Jauhkanlah kami dari kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.

“Dalam I’anatuth Thalibin, dijelaskan bahwa kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan adalah sumber kehancuran yang dapat merusak hubungan seorang hamba dengan Allah. Maka, doa ini mencerminkan permohonan untuk dijauhkan dari semua itu.

Doa ini mengajarkan pentingnya mencintai iman dan menjadikannya sebagai hal yang utama dalam hidup. Selain itu, doa ini meminta Allah agar menjaga hamba dari sifat buruk seperti kekufuran dan dosa besar.

4. وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ

Artinya: “Dan jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa rashad adalah tingkatan tertinggi dalam hubungan seorang hamba dengan Allah, yang mencakup:

Petunjuk Akal (رشد العقل): Kemampuan untuk berpikir dan memutuskan berdasarkan ilmu dan hikmah.

Petunjuk Hati (رشد القلب): Kecenderungan hati untuk senantiasa mencintai kebaikan dan membenci keburukan.

Petunjuk Amalan (رشد العمل): Implementasi kebaikan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran Islam. Ini adalah permohonan agar Allah menjadikan kita termasuk golongan yang mendapat petunjuk, yaitu orang-orang yang berjalan di atas jalan yang benar.

5. اَللّٰهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku dari siksa-Mu pada hari ketika Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.”

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menekankan bahwa doa ini adalah wujud dari khauf (rasa takut kepada Allah) dan raja’ (pengharapan akan rahmat-Nya):

Rasa takut: Permohonan ini menunjukkan ketakutan seorang hamba terhadap siksa Allah yang pedih akibat dosa-dosanya.

Pengharapan: Hamba memohon perlindungan Allah dengan keyakinan bahwa rahmat-Nya lebih besar daripada murka-Nya, dan hanya Allah yang mampu menyelamatkan dari siksa tersebut.Doa ini adalah pengakuan akan adanya hari kebangkitan dan permohonan perlindungan dari siksa pada hari tersebut.

6. اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنِىَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: “Ya Allah, berikanlah aku rezeki berupa surga tanpa hisab.”

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa permohonan ini mengandung dua konsep besar:Tawakal dan pengakuan kelemahan: Hamba menyadari bahwa amalannya tidak cukup untuk menghadapi hisab Allah yang sangat detail.Cinta kepada rahmat Allah: Doa ini menempatkan rahmat Allah sebagai jalan utama untuk masuk surga, bukan semata-mata bergantung pada amal ibadah.
(Chatgpt)

Baca Juga:  Rukun Umrah dari Ihram sampai Cukur

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *