Dalam pelaksanaan haji dan umrah setelah niat ihram ada beberapa larangan ada yang khusus bagi laki-laki dan ada yang khusus untuk jamaah perempuan.
Larangan ihram yang khusus untuk laki-laki ada 2 yaitu yang pertama tidak boleh memakai penutup kepala seperti pakai peci, pakai topi, pakai upluk, atau kain ihram dipakai menutup kepala. Sedangkan yang kedua yaitu memakai pakaian berjahit, maksud berjahit adalah pakaian yang “mewadahi badannya” bahasa sundanya “nyolobong”.
Larangan ihram khusus untuk jamaah perempuan yaitu yaitu menutup wajah, maka setelah niat ihram dilarang pakai cadar atau memakai masker karena menutupi wajah.
Pertanyaannya apa hikmah larangan ihram? Imam Ghazali mengatakan hikmah larangan ihram sebagai berikut:
قالَ الإِمامُ الغَزالِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: إِنَّ الحِكمَةَ مِن تَركِ الزِّينَةِ وَالرَّفاهِيَةِ فِي الإِحرَامِ، هُوَ أَنَّ الحَاجَّ يَجِبُ أَن يَترُكَ كُلَّ مَا يُشغِلُهُ عَنِ اللهِ تَعَالَى، وَيَتَوَجَّهَ بِقَلبِهِ وَرُوحِهِ إِلَى اللهِ وَحدَهُ. فَإِنَّ الإِحرَامَ هُوَ حَالَةُ التَّجَرُّدِ الكَامِلِ للهِ، وَتَركُ الدُّنيَا وَمَا فِيهَا مِن مَتَاعٍ وَزَخرَفٍ، لِيَشعُرَ الحَاجُّ بِالفَقرِ إِلَى اللهِ، كَمَا يَكُونُ الإِنسَانُ فِي الآخِرَةِ، لا يَملِكُ مِن دُنيَاهُ شَيئًا.
Imam Al-Ghazali rahimahullah berkata: “Hikmah dari meninggalkan perhiasan dan kenikmatan saat ihram adalah bahwa jamaah haji harus meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkannya dari Allah Ta’ala dan mengarahkan hati serta jiwanya hanya kepada Allah. Ihram adalah keadaan yang menggambarkan ketundukan sepenuhnya kepada Allah, melepaskan dunia dan segala kesenangan serta kemegahannya, sehingga jamaah haji merasakan kefakiran di hadapan Allah, sebagaimana manusia di akhirat, tidak memiliki apa pun dari dunia ini.”
Menurut Imam Al-Ghazali, larangan-larangan dalam ihram dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di mana seorang hamba benar-benar merasakan kefakiran dan ketergantungan hanya kepada Allah. Ia melepaskan semua keterikatan duniawi agar fokus sepenuhnya kepada Allah, seperti halnya di akhirat di mana seseorang tidak lagi membawa apa pun dari kehidupan dunia.
Larangan-larangan ihram, seperti memakai pakaian yang berjahit (yang mewadahi badan) menggunakan wewangian, dan memotong kuku atau rambut, memiliki tujuan spiritual dan simbolis, yang mengarahkan jamaah haji atau umrah untuk fokus pada penghambaan murni kepada Allah dan mempersiapkan diri secara ruhani untuk kehidupan akhirat.