
Ka’bah adalah bagunan berbentuk kubus sempurna yang dibangun dari Batu granit dari pegunungan sekitar Mekah dengan struktur atap tertutup dan dinding dilapisi kain kiswah hitam.
Ukuran tingginya 14 meter panjang sisi sebelah timur 12,84 meter, sebelah barat 12,84 meter, sebelah utara 11,28 meter, dan sebelah selatan 11,52 meter. Ukuran tersebut merupakan ukuran hasil renovasi dinasti Utsmaniyah dan Saudi Arabia.
Saat ini pintu Ka’bah dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah, dan Hijir Ismail tetap menjadi area luar Ka’bah, ditandai dengan dinding melengkung rendah.
Ada beberapa pendapat tentang siapa yang pertama membangun Ka’bah, menurut Imam At Thabari bahwa Ka’bah dibangun oleh para Malaikat sebelum Adam diciptakan, setelah Allah menurunkan Adam lalu memerintahkan untuk thawaf ditempat tersebut.
Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa Nabi Adam orang yang pertama membangun Ka’bah dan melakukan thawaf disekitarnya. Tapi dikatakan pula bahwa para Malaikat telah membangun Ka’bah sebelumya ketika bumi masih berupa air
وَذَكَرَ أَهْلُ التَّارِيخِ وَالسِّيَرِ أَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ بَنَى الْبَيْتَ وَطَافَ بِهِ وَقِيلَ: إِنَّ الْمَلَائِكَةَ بَنَتْهُ قَبْلَهُ لَمَّا كَانَتِ الْأَرْضُ مَاءً.
Artinya: Para ahli sejarah dan sirah menyebutkan bahwa Nabi Adam As adalah orang pertama yang membangun Ka’bah dan melakukan thawaf di sekitarnya. Dikatakan juga bahwa para malaikat telah membangun Ka’bah sebelumnya ketika bumi masih berupa air.
Ka’bah kembali dibangun pada masa Nabi Ibrahim As dibantu oleh Ismail anaknya, terkait lokasi yang dibangun sama persis ditempat Nabi Adam As sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wan Nihayah.
لَمَّا أَمَرَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِبِنَاءِ الْبَيْتِ جَاءَ إِلَى مَكَانِهِ وَكَانَتْ الرِّيَاحُ قَدْ كَشَفَتْ عَنْ أَسَاسِهِ الْأَوَّلِ فَأَخَذَ يَبْنِي عَلَيْهِ هُوَ وَإِسْمَاعِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ.
Artinya: Ketika Allah memerintahkan Ibrahim As untuk membangun Ka’bah, beliau mendatangi lokasinya, dan angin telah menyingkap fondasi awalnya. Lalu beliau bersama Ismail mulai membangun di atas fondasi tersebut.
Maka pembangunan Ka’bah pada masa Nabi Ibrahim ini dikatakan bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail meninggikan bangunan ka’bah sebagaimana dikabarkan dalam Al Qur’an
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ ۖ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi-fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’ (QS. Al-Baqarah: 127)
Diperjelas oleh Ibnu Abbas bahwa Ka’bah awalnya dibangun oleh Nabi Adam As, lalu ditinggikan oleh Nabi Ibrahim As dan anaknya Ismail.
عَنِ ٱبْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: أَوَّلُ مَنْ بَنَى ٱلْبَيْتَ آدَمُ، ثُمَّ تَطَاوَلَتِ ٱلْأَيَّامُ حَتَّى رَفَعَهُ إِبْرَاهِيمُ.
Artinya: Dari Ibnu Abbas berkata: Orang pertama yang membangun Ka’bah adalah Adam, kemudian waktu berlalu hingga Ibrahim meninggikannya kembali.”
Pengelolaan Ka’bah setelah Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As dilajutkan oleh Bani Jurhum, pada masa Bani Jurhum inilah mereka berlaku sewenang-wenang dan berbuat zalim, bahkan ketika konflik dengan Bani Khuza’a mereka mengubur sumur Zam-zam sehingga Allah menimpakan Bani Khuza’a sebagai pengganti Bani Jurhum
وَكَانَتْ جُرْهُمُ تَسْكُنُ مَكَّةَ وَتَوَلَّتْ أَمْرَ الْبَيْتِ وَحِفْظَهُ بَعْدَ إِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَلَكِنَّهُمْ أَسَاؤُوا فِي التَّصَرُّفِ وَظَلَمُوا فِي الْبِلَادِ، فَسَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ خُزَاعَةَ.
Artinya: Bani Jurhum tinggal di Mekah dan memegang urusan Ka’bah serta menjaganya setelah Nabi Ismail As. Namun, mereka bertindak sewenang-wenang dan berbuat zalim di negeri tersebut, sehingga Allah menimpakan Bani Khuza’ah kepada mereka (sebagai pengganti). (Al Bidayah Wan Nihayah)
Ka’bah dikelola oleh Bani Khuza’a setelah mereka menang atas Bani Jurhum, diawal-awal mereka meng-esa-kan Allah Swt dalam mengelola Ka’bah, tapi setelahnya mereka malah membangun berhala yang bernama Hubal di dalam Ka’bah
وَلَمَّا غَلَبَتْ خُزَاعَةُ عَلَى جُرْهُمَ تَوَلَّتْ أَمْرَ الْبَيْتِ وَجَعَلُوا فِيهِ صَنَمًا يُسَمَّى هُبَلَ، وَبَدَأُوا بِعِبَادَةِ الْأَصْنَامِ حَوْلَ الْكَعْبَةِ.
Artinya: Ketika Bani Khuza’ah mengalahkan Bani Jurhum, mereka mengambil alih urusan Ka’bah dan menempatkan berhala bernama Hubal di dalamnya. Mereka memulai penyembahan berhala di sekitar Ka’bah. (Tarikh Ath Thabari)
Dalam pengelolaan Ka’bah lebih parah pada masa Jahiliyah, mereka memenuhi Ka’bah dengan berhala sehingga jumlahnya mencapai 360 berhala dan ritual thawaf pada masa itu dengan telanjang.
وَكَانَتِ الْكَعْبَةُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ تَمْلَأُهَا الْأَصْنَامُ حَتَّى بَلَغَ عَدَدُهَا ثَلَاثَ مِائَةٍ وَسِتِّينَ صَنَمًا، وَكَانُوا يَطُوفُونَ حَوْلَهَا عُرَاةً.
Artinya: Pada masa Jahiliyah, Ka’bah dipenuhi oleh berhala hingga jumlahnya mencapai 360 berhala, dan mereka thawaf di sekelilingnya dalam keadaan telanjang.
Lima tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul, suku Quraisy merenovasi Ka’bah dengan dana yang halal karena keterbatasan dana mereka mengurangi ukurannya dan meninggikan pintu Ka’bah dari tanah untuk mengontrol siapa saja yang boleh masuk.
فِي زَمَنِ قُرَيْشٍ قَبْلَ الْبِعْثَةِ، هَدَمَتِ الْكَعْبَةَ وَبَنَتْهَا مِنْ جَدِيدٍ، وَقَصَّرَتْ فِي الْبِنَاءِ فَتَرَكَتْ حِجْرَ إِسْمَاعِيلَ خَارِجًا.
Artinya: Pada masa Quraisy sebelum kerasulan, mereka merobohkan Ka’bah dan membangunnya kembali. Karena keterbatasan dana, mereka memperpendek bangunan dan meninggalkan Hijr Ismail di luar Ka’bah. (Al Bidayah Wan Nihayah)
Bagaimana pengelolaan Ka’bah pada masa Rasulullah sampai sekarang?
Bersambung